Agus Salim (WI Madya)
Abstrak
RANCANGAN PROTEKSI MOTOR (TENAGA) LISTRIK |
Instalasi listrik pada dasarnya dikelompokan menjadi dua pokok utama yaitu instalasi pencahayaan yang kemudian dikenal dengan instalasi penerangan dan instalasi tenaga. Ada dua hal yang menjadi pembeda dari keduanya yaitu pada masalah toleransi tegangan masing-masing 6% hingga 10% untuk instalasi tenaga.
Beda desain lainnya adalah tentang tatacara penentuan proteksi jaringan. Pada kesempatan ini akan dibahas tatacara penentuan nilai pengaman dan perlengkapan lain yang terkait dengan motor listrik sesuai dengan persyaratan yang berlaku (PUIL 2000).Kata kunci: Instalasi tenaga, proteksi dan desain
A. Pengertian
Beberapa istilah pada instalasi listrik yang seyogyanya kita pahami dahulu
misalnya seperti berikut:
I N Arus
nominal atau kapasitas arus adalah arus kerja alat listrik atau
komponen atau mesin listrik sehingga yang akan dapat berkerja normal tanpa
mengalami gangguan atau efek apapun.
Arus lebih, adalah arus yang melebihi arus nominal sehingga dapat menyebabkan
gangguan kerja pada alat, komponen atau mesin listrik, yang disebabkan oleh
adanya:
· Beban lebih (over load),
· Hubung singkat (Short
Circuit)
B. Data motor listrik
Motor listrik yang akan kita pasang pada jaringan listrik PLN atau sumber
pasokan lain harus kita pahami dahulu data yang dapat dibaca pada nameplate
motor. Untuk keperluan disain instalasi yang penting untuk dicatat minimal
adalah: tegangan, arus, daya, sambungan dan IP.
Nameplate Motor |
Spesifikasi motor dari data nameplate:
Tegangan
: 400 V / 690 V
Arus listrik
: 29 / 17 A
Daya P : 15 kW
Sambungan
: Δ / Y
Indek
Proteksi : 54
Dalam memasang instalasi listrik kita terlebih dahulu membuat gambar.
Gambar harus menggunakan simbol yang berstandar dan konsistensi harus selalu
dijaga. Ada beberapa macam gambar yang seyogyanya dipersiapkan dalam persiapan
memasang motor listrik.
Single line power diagram |
Pertama kita harus merancang dahulu (minimal) gambar diagram tunggal daya
seperti gambar 2. Rangkaian dasar untuk instalasi motor sederhana sesuai dengan
nameplate (spesifikasi data) motor diatas maka kita dapat membuat desain :
- Pengaman jaringan
- Kapasitas kontraktor
- Jenis dan penampang kabel
- Pengaman motor
- Sambungan kumparan motor.
Untuk menyelesaikan desain tersebut kita harus tetap melihat PUIL 2000,
katalog produk serta aturan lain yang berlaku.
C. Rancangan komponen
Untuk menentukan jenis komponen dan rating current sesuai dengan beban yang
terpasang maka kita harus mengacu PUIL 2000, Tabel 5-5-2 halaman
183. Sehingga kita dapat menghitung nilai proteksi yang akan kita pasang
berdasarkan data motor, maka kita dapat tentukan:
1)
Pengaman jaringan, kita memilih pengaman jaringan dengan MCB atau NFB. Nilai
pengaman dapat diperoleh dengan hitungan:
MCB 3 Fase |
· Nilai minimum = 1,25
x IN motor, dimana IN = 29 A.
=
2,5 x 29 A = 36,25 A (minimal 40 A)
· Nilai maksimum =
2,5 x 29 A
= 72,5 A (maksimal 63 A)
Dari katalog produk (MG) kita baca data MCB 3 fase antara 40A; 50A dan 63A.
Kita (dalam kasus ini) dapat menentukan nilai maksimal MCB 63 A, jika diyakini
beban yang akan diberikan memang besar.
Jadi pengaman jaringan kita pasang MCB, IN =
63 A.
2)
Kontaktor, pada dasarnya kapasitas kontaktor yang dipasang harus mampu dilewati
sebesar arus beban maksimum.
Dalam hal ini rating current kontaktor minimal sama dengan IN pengaman
diatasnya (MCB) yaitu 63 A, atau minimal sama dengan daya motornya yaitu P = 15
kW. Jadi kontaktor minimal 15 kW.
Kontaktor mempunyai konstruksi tuas-tuas NO dan NC. Kontak yang dibuat dari
bahan perak sangat sensitif terhadap adanya busur api dan batas temperature
yang diijinkan (fungsi arus listrik).
3)
Jenis dan penampang kabel, untuk menentukan jenis kabel kita harus
mempertimbangkan kabel tersebut akan dipasang dilingkungan seperti apa,
ditanam, diudara atau didalam pipa.
Kabel NYA 25 mm |
Selain itu kabel yang kita pakai harus mempunyai kemampuan hantara arua
(KHA) minimal sama dengan kapasitas pengamannya. Dalah hal ini KHA kabel
minimal dipilih yang mempunyai kapasitas > 63 A.
Kita tentukan, kabel menggunakan NYA dipasang didalam pipa, maka kita lihat
PUIL 2000, Tabel 7-3-1 diperoleh penampang 25 mm2 dengan KHA
= 83 A. Jadi kabel yang dipasang adalah NYA 25 mm2.
4)
Pengaman motor, pengaman motor dalam teknik kelistrikan dikenal dengan sebutan Thermal
Overload Relay (TOR).
Thermal Overload Relay (TOR) |
Peralatan listrik ini bekerja dengan menggunakan operasi bimetal. Dalam
kondisi beban normal arus listrik yang mengalir pada nikelin yang dililitkan
pada bimetal untuk memanaskan belum cukup dapat menyebabkan pemutusan arus.
Tetapi saat arus beban melebihi arus nominal semakin lama bimetal akan bengkok
dan akan menyentuh tuas kontak kontrol akibatnya arus ke beban akan putus,
motor berhenti. Karena fungsi utama TOR dipakai untuk mengamankan motor
tepatnya kumparan motor, maka harus dipilih TOR yang dapat di set arusnya
sebesar arus nominal motor 29 A. Menurut katalog produk CLE, type
NR2 Thermal Overload Relay, Ith= 28- 36 A.
Arus thermal ini dapat diatur (di-setting) dengan memutar obeng minus ke
angka 29 A atau mendekati angka 29.
Jika ternyata terjadi trip, setting current dapat dikoreksi akurasinya
(disesuaikan).
5) Sambungan kumparan motor, sambungan kumparan motor
harus sesuai antara spesifikasi motor dengan tegangan sumber listrik yang
tersedia. Jika tegangan PLN yang diberikan 3 x 380 Volt dan data nameplate
motor tertluis Δ / Y, tegangan 400/ 690 V
maka arti data ini bila disesuaikan dengan pasokan listriknya adalah:
· Kapasitas tegangan kumparan
fase 400 V;
· Sehingga yang cocok dengan
pasokan PLN 380V, kumparanya disambung Δ (delta).
· Kumparan dapat disambung Y,
tetapi operasi dalam waktu singkat (dalam hitungan detik) atau hanya cocok
untuk “Starting” yang kemudian dikenal dengan pengasutan
Bintang-Segitiga.
Catatan: Jika beban motor kapasitasnya melebihi 4 kW maka untuk menghindari Starting
Current(arus awal) yang tinggi motor tersebut harus dioperasikan
menggunakan sistem Y ke Δ (bintang- segitiga).
Diagram sambungan kumparan Δ dan Y |
Terminal motor 3 fase sambungan segitiga |
Dengan contoh rancangan disain instalasi beban motor tersebut kita dapat
mengembangkan rancangan secara global dengan memperhitungkan faktor
keserempakan, arus hubung singkat ( Ik ),
selektivitas, rangkaian kontrol serta tipe pemutus sirkit. Sehingga bila
digambarkan secara keseluruhan dimulai dari Main Distribution Panel
(panel Utama) hingga pada titik beban dapat dilihat seperti gambar 10.
Instalasi tenaga sederhana |
D. Kesimpulan
Dalam disain proteksi instalasi motor bila dibandingkan dengan desain
pencahayaan sangat berbeda cara dan sistem rangkaiannya. Perhitungan
pengaman jaringan sangat mempengaruhi pemilihan komponen dan penghantar atau
kabel yang akan dipakai. Prosedur perhitungan pengaman beban akhir sangat
berbeda dengan prosedur perhitungan pengaman secara global.
Untuk pengaplikasiannya dapat juga dilihat pada artikel :
Penghubung Mesin Penggerak dengan Generator
Penghubung Mesin Penggerak dengan Generator
Referensi:
1.
Badan Standarisasi Nasional, PUIL 2000, Yayasan PUIL, 2002.
2.
Trevor Linsley, Basic Electrical Installation Work, Fifth Edition, Elsevier
Ltd. 2008
3.
www. Schneider.com.au (MG Katalog)
5.
Brian Scaddan, Electrical Installation Work,6th ed.
Elsevier Ltd.,Italy, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar