Sabtu, Desember 19, 2015

KENANGAN TSUNAMI YANG BISA KITA KENANGKAN

kenangan tsunami yang bisa kita kenangkan
 Museum ini hadir untuk menambah variasi pilihan tempat wisata di aceh yang sudah ada sebelumnya. Museum tsunami terletak di Jalan Sultan Iskandar Muda dekat Simpang Jam dan berseberangan dengan Lapangan Blang Padang kota Banda Aceh dan di resmikan pada bulan februari tahun 2008. Tujuan dibangunnya museum ini adalah untuk mengenang gempa bumi yang mengakibatkan tsunami tahun 2004, selain itu  juga menjadi pusat pendidikan dan sebagai pusat evakuasi jika bencana tsunami sewaktu-waktu datang lagi.


kenangan tsunami yang bisa kita kenangkan
Bangunan museum ini didesain oleh seorang dosen arsitektur ITB Bandung, M. Ridwan Kamil. Desain yang berjudul Rumoh Aceh as Escape Hill ini mengambil ide dasar rumoh Aceh  yaitu rumah tradisional masyarakat Aceh berupa bangunan rumah panggung. Museum ini dibangun dengan dana sekitar Rp 70 miliar dan memiliki 2 lantai. Lantai 1 merupakan area terbuka yang bisa dilihat dari luar dan fungsinya sebagai tempat untuk mengenang peristiwa tsunami. Di Lantai 1 ini terdapat beberapa ruangan yang berisi rekam jejak kejadian tsunami 2004.
kenangan tsunami yang bisa kita kenangkan
Antara lain ruang pamer tsunami, pratsunami, saat tsunami dan ruang pasca tsunami. Selain itu, beberapa gambar peristiwa tsunami, artefak jejak tsunami, dan diorama juga ada di lantai ini. Salah satunya adalah diorama kapal nelayan yang diterjang gelombang tsunami dan diorama kapal PLTD Apung yang terdampar di Punge Blang Cut. Sedangkan di lantai 2 museum ini berisi media-media pembelajaran berupa perpustakaan, ruang alat peraga, ruang 4D (empat dimensi), dan souvenir shop. Alat peraga yang ditampilkan antara lain yaitu : rancangan bangunan yang tahan gempa, serta model diagram patahan bumi. 
kenangan tsunami yang bisa kita kenangkanSelain itu juga ada beberapa fasilitas terus disempurnakan seperti ruang lukisan bencana, diorama, pustaka, ruang 4 dimensi, serta cafe. Eksterior museum ini mengekspresikan keberagaman budaya Aceh dengan ornamen dekoratif berunsur transparansi seperti anyaman bambu. Tampilan interiornya akan menggiring Anda pada perenungan atas musibah dahsyat yang diderita warga Aceh sekaligus kepasrahan dan pengakuan atas kekuatan dan kekuasaan Tuhan.
Museum Tsunami Aceh dibangun atas prakarsa beberapa lembaga yaitu Badan Rekontruksi dan Aceh-Nias, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Pemerintah Daerah Aceh, Pemerintah Kota Banda Aceh, dan Ikatan Arsitek Indonesia. Bangunan museum ini terdiri dari 4 tingkat dengan hiasan dekorasi bernuansa islam. Dari arah luar dapat terlihat bangunan ini berbentuk seperti kapal, dengan sebuah mencu suar berdiri tegak di atasnya. Tampilan eksterior yang luar biasa yang mengekspresikan keberagaman budaya Aceh terlihat dari ornamen dekoratif unsur transparansi elemen kulit luar bangunan. Ornamen ini melambangkan tarian saman sebagai cerminan Hablumminannas, yaitu konsep hubungan antar manusia dalam Islam.
Setiap harinya museum ini selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Museum Tsunami ini buka setiap hari (kecuali Jumat) pukul 10.00-12.00 dan 15.00-17.00. Museum Tsunami tidak memberlakukan tiket masuk alias gratis, kecuali jika para penelusur ingin menyaksikan tayangan 4D maka akan di pungut biaya. Saat mulai memasuki museum maka para penelusur akan menemui lorong sempit dengan air terjun yang mengeluarkan suara begemruh di kedua sisinya seakan mengingatkan dahsyatnya gelombang tsunami. Museum ini juga menampilkan simulasi elektronik gempa bumi Samudra Hindia 2004, foto-foto korban dan kisah dari korban selamat.Lokasi museum sangat mudah sekali di jangkau baik menggunakan kendaraan umum maupun pribadi. Jika para penelusur ingin mengunjungi museum ini maka pertama kali para penelusur harus menemukan Lapangan Blang Padang yang berada di kompleks pemakaman kerkof karena letak museum ini persis di seberangnya. Para penelusur nggak akan sia-sia deh saat mengunjungi museum ini, karena museum tsunami ini sarat dengan nilai kearifan lokal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar