Sabtu, Januari 30, 2016

ELECTRONIC NOSE

Penciuman elektronik adalah suatu alat hasil dari penelitian yang kemampuannya ditujukan untuk mendeteksi berbagai karakteristik aroma. Pendeteksi elektronik lumrah disebut dengan penciuman bionik. Dalam sebuah kamus, Bionik adalah organ yang digerakkan dengan elektronika.

Electronic nose (hidung elektronik) adalah perangkat yang dimaksudkan untuk mendeteksi bau atau rasa. Selama dekade terakhir, "electronic sensing" atau "e-sensing"teknologi telah mengalami perkembangan yang penting dari segi teknis dan komersial pandang. Ungkapan "electronic sensing" mengacu pada kemampuan reproduksi indera manusia menggunakan sebuah sensor dan sistem pengenalan pola. 
Sejak tahun 1982,penelitian telah dilakukan untuk mengembangkan teknologi, sering disebut sebagai e-nose, yang dapat mendeteksi dan mengenali bau dan rasa. Tahapan proses pengenalanyang mirip dengan penciuman manusia dan dilakukan untuk identifikasi, kuantifikasiperbandingan, dan aplikasi lainnya, termasuk penyimpanan data dan pengambilan.
Namun, evaluasi hedonis adalah kekhususan dari hidung manusia mengingat bahwa hal itu berkaitan dengan pendapat subjektif. Perangkat ini telah mengalami perkembangan yang banyak dan sekarang digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri.




       Pengujian mutu selama ini menggunakan metoda langsung. Yaitu dengan memegang, melihat langsung, dan mencium aromanya. Metode organoleptis ini sangat tergantung dari kondisi seseorang. Jika seandainya orang yang menguji sedang terserang flu, tentu indra penciumannya juga akan terganggu. Kebutuhan pengujian yang tidak bergantung kepada kondisi tubuh menimbulkan ide untuk membuat sebuah prototipeelectronic nose (selanjutnya disingkat e-nose) yang dapat digunakan sebagai uji mutu.


Cara Kerja Sensor Penciuman Elektronik 
1. Metode  Fuzzy Learning Vector Quantization (FLVQ)
      Metode flvq merupakan metode jaringan neural buatan berbasis vektor quantization yang mengintegrasikan teori fuzzy dalam proses pembelajarannya dan mempunyai algoritma yang sederhana tetapi berkemampuan tinggu dalam pengenalan aroma.



      Sistem penciuman elektronik terdiri dari 3 bagian yaitu pertama, sistem sensor yang mengubah besaran aroma menjadi besaran listrik, kedua, sistem elektronik yang mengukur besar perubahan frekuensi sensor dan ketiga, sistem jaringan neural buatan yang melakukan pengenalan aroma.
Fungsi jaringan neural buatan adalah menyerupai kelakuan otak manusia. Dimana beberapa neuron berhubungan rapi satu sama lain.Kemampuan kecepatan, ketepatan dan tingkat keakurasian yang tinggi pada sistem neural sangat dibutuhkan oleh sistem penciuman elektronik. Maka metode fuzzy learning vector quantization sangat diperlukan.


Baca Juga : PEMBUATAN RODA GIGI


2.  Metode Quartz Crystal Microbalance (QCM)




Awal alur kerja penciuman elektronik ini adalah dengan memasukkan uap aroma ke ruang sensor lalu uap tersebut akan diekstraksi menjadi komponen penyusun uap. Tiap komponen itu selanjutnya diukur intensitas dan konsentrasinya oleh sensor Quartz Crystal Microbalance (QCM). Guna menangkap uap aroma, osilator dimodifikasi dan diberikan tambahan lapisan zat kimia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar